Jumat, 21 Agustus 2009

Special buat sahabatku ... Fenty ......

Don't wanna say goodbye as i hope you'll still wanna spend your time with us ... so i just wanna say ... cya later sist .... i know there are something better that waiting for you out there ... now you are no longer trapped inside the cage .... you are a bird ... you can fly as high as you want to .... and you can sing as loud as you like to ....
cya Sist ... these past one and a half year with you were the most amazing moment for me and also for Yuli .... From the deepest of my heart .... I LOVE YOU and Yuli as much as I love my own Sist .... So ... I really hope the three of us could always be together in the rhyme of heart ... God Bless You ....


Sepenggal kalimat di atas aku tuliskan di wall facebook satu orang sahabat terbaikku .... Fenty .... yang setelah sekian lama bertahan dalam sabar dan doa, akhirnya menyerah dan memilih melangkah ke arah kelokan yg berbeda.

Aku gak tahu seberapa pentingkah aku menuliskan ini dan seberapa banyakkah makna yang dapat aku bagikan kepada sahabat-sahabat yang membacanya. Aku hanya merasa, sungguh kadang keadaan tak kenal belas dalam merenggut bahagia. Pula saat ini, manakala dia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kantor untuk terakhir kalinya dan tak akan datang lagi hari Senin nanti setelah keputusan RESIGN bulat tertera dalam surat pengunduran dirinya yang telah ia ajukan sejak dua minggu yang lalu.

Sekian belas tahun sudah aku bekerja. Berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Berkali-kali pula meninggalkan dan ditinggalkan rekan-rekan yang telah sekantor denganku selama sebulan, setahun, dua tahun atau bahkan lima tahun ..... rasanya ... biasa saja ....

Namun kali ini ... aku rasa tak sama. Dahsyatnya letupan amarah dan sedih akan terenggutnya kebersamaan kami bekerja dan bercanda sepanjang hari, sungguh membuatku tak kuasa untuk tak mengungkapkan apa yang aku rasa. Aku sedih ... karena tak ada lagi celoteh bawel di kantor tatkala kami bekerja. Tak ada lagi senda gurau dan godaan-godaan iseng dari si centil pecicilan. Tak ada lagi nyaringnya suara kami bertiga yang kerap mengganggu orang-orang dan menarik perhatian sekitar.

Aku, Yuli dan Fenty sering tampak bertengkar. Padahal di hati tidak. Sering terlihat bertikai. Padahal di hati bukan. Kami bertiga kerap bicara tanpa suara. Melihat tanpa memandang dan mendengar tanpa telinga. Banyak cerita yang tersampaikan antara kami hanya dari rasa. Rasa yang timbul karena rasa kasih antara kami yang tak bersyarat. Sungguh suatu persahabatan yang paling dalam yg pernah aku rasakan seumur hidupku ....Sungguh ....

Namun ... selain sedihku .... akupun merasa bahagia. Karena pada akhirnya sang burung bawel dapat keluar dari sangkar ketidak pastian dan terbang bebas menuju kesuksesan. Aku yakin, sangkar yang akan ia hinggapi setelah ini adalah sangkar yang lebih indah dan lebih damai ..... Sangkar yang akan membawa tak hanya kemakmuran ... tapi juga ketentraman ....

Selamat melangkah sahabatku yang bawel ..... janganlah kau hanya melangkah ... jangan pula kau hanya melompat ... namun terbanglah .... terbanglah setinggi yang kau bisa .... hingga asa yang melayang dapat kau rengkuh seutuhnya .... God Bless You Sist .....